Featured Post

Ketahanan Pangan ala Kampung Naga

ketahanan pangan kampung naga

Tikeltikel.com Jawa Barat memiliki identitas budaya lokal yang masih dipertahankan. Salah satunya Kampung Naga di Tasikmalaya yang menjadi wisata budaya. Yang pertama menjadi daya tarik wisatawan asing biasanya desain rumah di Kampung Naga. Rumah tradisional mereka menggunakan bahan alam seperti kayu, bambu dan bagian atap menggunakan daun Nipah atau ijuk. 

Hal menarik lainnya yang dinilai luar biasa adalah tentang kesederhanaan tanpa listrik atau alat elektronik serta ketahanan pangan Kampung Naga. Mayoritas penduduk di kampung adat ini bekerja sebagai petani. Sebagian hasilnya dikonsumsi oleh warga. Jika sudah memenuhi kebutuhan pangan minimal untuk setengah musim, warga baru akan membawa sebagian hasilnya untuk dijual ke luar kampung. 

Warga masih menggunakan budidaya padi varietas lama dan panen setiap 6 bulan sekali menggunakan ani-ani. Warga Kampung ini menyadari bahwa mereka hidup bersama alam dan memiliki prinsip mengambil tapi juga memelihara. 

Baca juga: Mengenal Keunikan Kampung Naga

Padi tradisional yang ditanam berukuran tinggi, jerami akan disebar di atas tanah menjadi pupuk dan tidak boleh dibakar. Setelah panen padi akan disimpan dengan cara diikat rapi, setiap ikatan disimpan tergantung menggunakan tali bambu atau pocongan. Ikatan ini diletakkan di dalam balai lumbung padi atau Leuit khas Kampung Naga. 

Metode penyimpanan khusus ini kerap disebut sisik naga. Selain tertata rapi, metode sisik naga ini dinilai dapat menyimpan padi dalam jumlah banyak meskipun ruangan yang digunakan tidak terlalu luas. Padi tetap kering namun kadar airnya tetap.

Daya tahan padi yang disimpan menggunakan sistem ini dinilai lebih bagus. Kebanyakan masyarakat masih menggunakan sistem penanaman organik atau semi organik menggunakan abu untuk menyuburkan tanah persawahan. 

Ada beberapa warga yang memilih untuk tidak menggunakan urea dengan alasan tidak ingin merusak tanah. Pola menanam padi di Kampung Naga tidak di sela dengan kacang-kacangan karena lahan yang digunakan sedikit. Jika diselingi dengan palawija maka dapat mengakibatkan defisit. Untuk sumber air di Kampung Naga atau irigasi tidak pernah kekeringan karena lokasinya berada dekat dengan sungai.

Padi yang disimpan di lumbung merupakan salah satu langkah swasembada pangan. Leuit, bukti ketahanan pangan ala Kampung Naga yang tangguh dan masih menjunjung tinggi adat istiadat.

Sumber foto: Barry Kusuma

Tidak ada komentar untuk "Ketahanan Pangan ala Kampung Naga"